Kronologi Longsor Galian Proyek Talud Perumahan di Sleman yang Mengakibatkan Satu Pekerja Meninggal

Empat pekerja tertimbun tanah longsor proyek galian talud perumahan di daerah Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarata, Senin (2/1/2023). Dari empat pekerja yang tertimbun, tiga pekerja sudah berhasil dievakuasi dan satu pekerja masih tertimbun material longsoran. Namun, tiga pekerja yang berhasil dievakuasi satu diantaranya telah meninggal dunia.

Korban meninggal dunia yakni Tukiyo (53), sedangkan dua korban selamat yakni Karsono (50) dan Karju (40). Proses pencarian terhadap satu korban bernama Surya (32) masih dilakukan petugas SAR gabungan. Pengawas proyek, Gunardi, menjelaskan kronologi kejadian yang membuat empat pekerja sempat tertimbun selama 20 menit.

"Jam 3 para pekerja saya lihat di tebing galian, saya di atas," ujarnya pada Senin (2/01/2023), dikutip dari Kompas.com . Ia sempat memperingatkan para pekerja untuk tidak beristirahat di bawah dinding galian dan naik ke atas jika ingin beristirahat. "Tapi, ada seorang yang sembrono (ceroboh) itu diketuk ketuk tanahnya itu, setelah itu langsung tanah turun, longsor," terangnya.

Ketika melihat tanah galian mulai longsor, Gunardi langsung berteriak dan meminta para pekerja yang istirahat di bawah untuk segera menyelamatkan diri. Beberapa pekerja berhasil selamat, namun ada empat pekerja yang tertimbun longsor. "Saya sudah teriak sekuat tenaga, sempat lari semua, tapi ada empat yang enggak sampai (tidak sempat lari) sudah tertimbun tanah," pungkasnya.

Gunardi menerangkan galian talud yang memakan korban jiwa ini tingginya sekitar enam meter. Proyek ini sudah dimulai sejak satu minggu lalu. "(Galian talud) Sudah selesai. Terus ditata, baru mulai dua hari, kemarin dan hari ini," imbuhnya, dikutip dari .

Komandan tim pencarian dan pertolongan dari Basarnas Yogyakarta, Dedi Prasetyo, menjelaskan para korban tertimbun galian sedalam 5 7 meter. Menurut Dedi, hal ini terjadi karena tanah pada proyek galian sedikit berpasir dan labil sehingga runtuh. Dalam proses evakuasi satu korban yang hilang, Dedi berharap ke depan tidak ada kendala.

"(Pencarian) Tidak ada kendala cuma memang kita butuh penggalian secara manual untuk memaksimalkan (pencarian)." "Alat berat belum perlu. Jika pakai (alat berat) justru berbahaya. Kita menggunakan penggalian manual," ungkapnya. Para korban sempat tertimbun material selama dua jam dari pukul 15.40 WIB hingga pukul 16.06 WIB berhasil dievakuasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *